Kamis, 25 November 2010

Nasionalisme

Rabu kemarin baru aja belajar tentang nasionalisme "Cinta Kepada Negara Sendiri"

Yah jujur saya baru cinta negara saya akhir-akhir ini saja. Masalah yang timbul dimana-mana malah ngebuat saya prihatin dan jadi pengen ngerubah sesuatu yang ada di negara ini. Sekilas kepikiran waktu lagi di WC tentang gimana Indonesia 20 tahun lagi? dan tiba-tiba terlintas pikiran tentang pendidikannya. Jelas aja pendidikan sekarang nggak 'terasa' apa-apa walaupun udah ganti menteri.

Kalo misalnya aja suara siswa-siswi Indonesia didengarkan dan dipikirkan mungkin akan sedikit mengubah sistem pendidikan Indonesia yang usang ini. Lihat saja untuk pendidikan SMA nya dimana siswa dihantam habis-habisan di kelas X untuk belajar kurang lebih 15-20 mata pelajaran per minggu nya dengan waktu sekolah yang hampir menghabiskan setengah hidup siswa hanya untuk bersekolah. IPA dan IPS, 2 titel ini yang lagi heboh diperbicarakan pas kelas X.

2010. Setiap Orang masih beranggapan IPA-lebih-baik dibandingkan IPS. Bisa dilihat betapa diskriminatifnya Indonesia dengan stigma ini yang jelas-jelas membuat secara tidak langsung menge-cap IPS itu 'bodoh'. Entahlah, padahal Indonesia ini yang 'bodoh'. Bahkan Swasta juga masih dipandang di sebelah mata. Tetangga depan saya *maaf* dengan bangga pamer anaknya masuk negeri kepada saya yang bersekolah di swasta.

Jujur tahun-tahun mau penjurusan saya selalu ribut mulut dengan mama saya tentang IPS dan IPA. Saya lebih memilih IPS ketimbang mama saya yang ingin saya masuk IPA, saya cinta ekonomi, akuntansi, sosiologi dan geografi (saya benci sejarah). Bukannya sombong, tetapi di kelas saya dulu katanya ekonomi itu susah banget apalagi yang ngajarnya, karena saya cinta sama ekonomi bagi saya siapapun gurunya ataupun materinya saya tetap menikmatinya, dan alhasil nilai ekonomi saya cukup memuaskan, mungkin karena saya cinta ekonomi.

Yah kenyataannya saya harus bertunangan dengan Fisika, Kimia, Matematika dan Biologi untuk beberapa tahun kedepan. Yasudahlah...


Sedikit ide yang saya dapatkan waktu saya lagi di WC :
*mikir untuk sma nih

  • Untuk jam sekolah paling lama jam 2 atau boleh kurang tetap diatas jam 1, Berlangsung Senin-Jumat dan pulang sekolah tidak boleh ada les tambahan dari guru hanya boleh ada ekskul.
  • Pembagian kelas tidak dimulai dengan kelas X tetapi dengan sistem sebutan "Semester" jadi ada 6 semester dalam 1 SMA, mungkin untuk kelas lebih dari 1 bisa dipakai huruf(a,b,c, dst) untuk membedakan kelas yang satu dengan yang lain.
  • Semester 1 dilarang adanya kelas unggulan/khusus/dsb dan hanya diperbolehkan di Semester 2 agar dapat dilihat perkembangan siswa dulu.
  • Kemudian Semester 3 adalah pembagian jurusan, ada 2 jurusan kategori besar yaitu IPA dan IPS namun dibagi dalam beberapa sub sehingga bisa memfokuskan untuk perkuliahan. 
  • Pembagian IPA : Bio-Kimia (Pemfokusan bagi yang ingin menjadi dokter misalnya), Fisika-Matematika (Pemfokusan bagi yang ingin teknik misalnya) dan jurusan lainnya (saya tidak tahu banyak tentang kuliah). 
  • Pembagian IPS : Geografi-Matematika, Ekonomi-Akuntansi dan jurusan lainnya (Ya, saya malas untuk mencari tahu kuliah)
  • Ketentuannya setiap IPA dan IPS memiliki matematika-dasar, berbagai pelajaran pendukung keahlian (Elektro, Bahasa asing, Komputer, dll)
  • Sistem UN/kelulusan diganti dengan Ujian Regional (Bisa dispesifikkan hingga batas kota) 

Sedikit berlebihan tetapi setidaknya tidak membuat siswa terlalu stress dengan pelajaran sekolah yang banyak . Yah namanya juga angan-angan untuk negara, mana tau bakal terjadi 20-30 tahun kedepan, mungkin saja. Saya (mungkin Siswa Indonesia) muak dengan sistem pemerintahan yang lagaknya tiap tahun UN selalu lancar 'tanpa' adanya bocoran, sengaja menyusahkan siswa tanpa tahu aplikasi ilmu itu apa. Kita cuman berkutat pada sistem "NILAI" yang cuman terdiri tidak lebih dari 3 digit yang begitu disembah orang banyak.


Pathetic

Tidak ada komentar:

Posting Komentar